Langsung ke konten utama

Catatan Seorang Introvert

Pertama, tulisan ini ku buat atas dasar keresahan dan sebagai bentuk kepedulian bagi mereka yang masih sering meng-underestimate kemampuan orang lain dan men-"judge book by its cover". Oke, gini deh sebagai orang yang paling sering dihakimi selaku gabuters (istilah alay untuk orang yang 'gaji buta' alias nggak produktif dalam menjalani hari-harinya) aku merasa perlu untuk mengklarifikasi bahwa diam itu tidak berarti gabut, kenapa harus di-bold? yaa sebagai penekanan statement aja maksudnya. Namun "diam" disini perlu diberi tanda kutip dan biar kujelaskan rinciannya biar tidak menimbulkan salah paham.

Setiap orang pasti punya mimpi dalam hidup, dan mimpi itu disusun atas dasar tujuan untuk menjadikan dirinya bergerak ke arah yang lebih baik. Banyak orang yang terang-terangan bicara tentang impian, cita-cita, target hidup, resolusi dan blablabla-nya terhadap orang lain. No problem, karakter orang beda-beda dan mungkin orang tersebut adalah penyandang extrovert(?) dan tidak ada yang salah mengenai hal itu.

Namun, sekali lagi kita tidak bisa menyimpulkan tingkat produktifitas seseorang berdasarkan seberapa fasihnya ia berbicara soal impian-impiannya pada orang lain. Aku selaku pribadi telah menggolongkan diriku sebagai kaum introvert yang selama ini merasa telah dihakimi oleh beberapa oknum di lingkunganku (tanpa bermaksud memprovokasi) meskipun lewat bercandaan, yaa karena justru terkadang lewat bercandaan kita jadi tau apa yang sebenernya ingin dikatakan orang lain terhadap kita secara jujur. 
Ada beberapa quotes nih yang sangat mewakilkan apa yang ingin ku sampaikan lewat tulisan ini
  • Work in silence, let success be your noise
  • Don't tell people about your dreams, show them
  • Kamu tidak perlu menjelaskan banyak hal tentang dirimu. karena orang yang menyayangimu tidak membutuhkan itu dan orang yang membencimu tidak akan percaya itu
Tapi kalo tiba-tiba muncul komentar "Ah, korban quotes banget sih", "Jangan percaya omongannya Mario Teguh, kenal aja nggak!" dll. Itu adalah persepsi pribadi kalian semua yang tidak ingin ku usik. Kenapa? karena menurutku, hal apapun selama itu baik, aku merasa perlu untuk mengingatnya ya termasuk quotes diatas. Aku hanya mulai mengubah fokus terhadap apa yang dibicarakan, bukan siapa yang berbicara.

Memang gak ada habisnya kalo nanggepin omongan orang. Tapi sebagai generasi muda penerus bangsa Indonesia yang sedang membangun kompetensi dalam persaingan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) (?) kita mesti, harus, kudu, wajib menjadi pribadi yang terbuka terhadap kritik dan saran. Kenapa? karena kenyataannya kita seringkali tidak bisa menilai diri sendiri, tidak tau progress dan pandangan orang atas diri kita. Inilah saatnya kita untuk membuka kedua telinga lebar-lebar, tujuannya apa? bukan untuk menjadi terbang karena pujian atau tumbang karena cacian, tetapi untuk melatih diri kita agar terbiasa dengan kicauan orang baik atau buruk jadikan pembelajaran untuk mengembangkan diri.

Kembali ke bahasan utama, sebenernya hidup itu adalah pilihan kan? ya berarti sekarang kita tinggal milih mau jadi orang yang banyak bicara atau banyak kerja? gak ada pilihan yang salah kok, yang ada hanyalah pilihan yang tidak disertai dengan tanggung jawab. Bicara soal "diam" yang tadi perlu untuk diperjelas adalah tidak banyak bicara soal mimpi yang belum terealisasi sepenuhnya, bukan "diam" tidak melakukan apa-apa.

Yakin, sependiam apapun seseorang pasti punya visi dalam hidup yang juga sedang ia bangun. Begitu juga seorang introvert yang bisa berubah 180 derajat saat menemukan parter yang tepat.
Berdasarkan analisis pribadiku, berikut adalah hal-hal yang mungkin sedang direncanakan oleh para introvert yang seringkali dihakimi sebagai gabuters :

Source:http://2.bp.blogspot.com/-nKIAR2DxyWA/VmMoFwKfpGI/AAAAAAAAACA/68Jc3spC1pU/s640/pensil.png
  • Menulis, menurut pengalamanku bahwa minat menulis banyak dimiliki oleh para kutu buku yang mayoritasnya tidak mendominasi di lingkungan pergaulan. Mereka lebih banyak diam, menganalisis lalu menulis. Keyakinan bahwa menulis itu bukan bakat tetapi proses adalah menjadi motivasi bagi mereka untuk terus menulis. Meski cendrung tertutup namun ketika ia bertemu dengan orang yang memiliki passion yang serupa semangatnya akan menggebu-gebu!

http://blog.travelio.com/wp-content/uploads/2015/04/6-Tempat-Asyik-Untuk-Menulis.jpg
  • Blogging, yang diam-diam ternyata mempunyai banyak draft tulisan yang selama ini hanya bersarang dalam laptop kini beralih platform ke blog. Asli! dari yang awalnya blog curhatan lalu berkembang jadi inspiring blog. Mereka melakukan semuanya secara bertahap, tidak semua orang tau tentang apa yang sedang ia lakukan.

https://selviya.files.wordpress.com/2012/01/books-with-laptop.jpg
  • Menerbitkan buku, bagi penulis pemula yang banyak dihadapkan pada banyak sekali rintangan mulai dari krisis percaya diri sampai kebingungan mencari apresiator bagi karya mereka.


  • Memantaskan diri untuk mengikuti program student exchange, ya! bagi mahasiswa hal ini adalah peluang besar untuk memperluas wawasan dan pengalaman, persyaratan dan seleksinyapun bukan perkara ringan. Tidak heran, jika para introvert tidak mempublish tentang impiannya yang satu ini sebelum benar-benar terwujud.
https://indonesiapemuda.files.wordpress.com/2013/02/wirausaha.jpg
  • Merencanakan startup atau merancang wirausaha, diam-diam mereka sedang sibuk mencari atau bahkan menciptakan peluang usaha untuk bisa dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Diam-diam juga mereka sedang memperhatikan lingkungannya sambil menganalisi adakah yang kompeten untuk dijadikan partner berbisnis?
Terdengar muluk-muluk dan diluar dugaan, kan? Namun hal-hal diatas hanya sebagian kecil dari rencana-rencana menakjubkan lain yang sedang di susun oleh mereka yang selama ini menyandang status gabuters karena sifat pendiam dan tertutupnya.
Diam dan tidak banyak berbicara soal impian-impian pribadi mereka tidak lantas menjadikan impian mereka menjadi mengecil, juga sebaliknya impian yang digembor-gemborkan tanpa aksipun lantas tidak akan serta merta menjadi besar!

Begitulah kira-kira pandangan dan analisisku mengenai rahasia dibalik seorang introvert, semoga dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi rekan-rekan yang masih menjadi oknum judger maupun 'korban' yang merasa dihakimi selama ini. Kuncinya adalah saling mengerti bahwa setiap orang adalah unik dengan kepribadiannya masing-masing. Kututup tulisan ini dengan harapan tidak ada pihak yang merasa didzolimi dan diintimidasi atas buah pemikiranku yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif ini dan dengan sebuah kutipan dari John Lennon, a Dream you dreams alone is only a dream. But a dream you dreams together is reality.
Terimakasih bagi yang sudah membaca (sengaja atau tidak), selamat tanggal 11 Januari *putersoundtrack* (11 Januari by: Gigi) :D


Komentar

  1. Gue sebenernya introvert juga. Tapi lama-lama udah mulai ambievert kali, ya? Hahaha. Embuhlah. Intinya berusaha menyesuaikan keadaan. Tapi tetep introvert, kok. Yang lebih suka ngurung diri di kamar. Entah menulis, atau membaca. :))

    Benar. Blogging adalah salah satu cara seorang introvert menyampaikan gagasannya. Soalnya kalo ngomong langsung suka diremehin, sih. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha sama banget, sempat memang beranggapan kalo udah beralih jadi ambivert tapi yaa kebiasaan menyendiri emang udah mendarah daging, bang yog :D trimakasih udh mampir

      Hapus
  2. Dan, gue juga introvert. Gue sangat tertutup. Tapi ada saatnya juga kita harus bicara. Gue pernah melawan sifat ini dengan cara maju depan kelas, dan bicara lebih banyak tentang siapa gue. Dan rasanya, enak bangeeet. Kapan kapan lo harus nyoba seperti ini sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah! Makasih udh mau berbagi pengalaman :). Tapi yang kadang bikin kesel tuh saat sifat tertutup seorang introvert malah diartikan sbg ketidakrproduktifan. Padahal ga semua org merasa perlu buat mengumbar impian pribadi. Hmm yaa dibeberapa forum aku udah mulai melibatkan diri kok. Intinya suara para introvert-pun layak utk didenger hehe

      Hapus
  3. Aku cowo, introvert juga, setiap orang punya mimpi, i like this quotes

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih lho sebelumnya hehe. Nah kalo udah punya mimpi berarti tinggal work for it, kan? Biar bisa sama2 mematahkan statement bahwa introvert itu cenderung gak produktif :D

      Hapus
  4. Kalau kita diem aja terus tiba" ngelakuin suatu hal yg belum bisa orang lain lakuin itu sebenernya lebih seru menurut aku:p diam-dia menghanyuktkan~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget. Sebenernya itu dia yang ingin aku sampaikan lewat salah satu quote yg aku cantumkan, "work in silence, let your success be your noise" mbak. Terimakasih udah mampir :)

      Hapus
    2. Oke, follback ya mbak udh aku follow blognya ko:)

      Hapus
    3. Okay, segera ya mbak hehe :)

      Hapus
  5. Im feeling like an ambivert now haha.
    Karena hidup itu adalah pilihan. Jadi, tinggal memilih aja deh kapan menggunakan sisi introvert, kapan menggunakan sisi extrovert. Tergantung bagaimana kita dihadapkan.
    At least, I agree with ur opinion. Then stop wishing and start doing! Keep blogging!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha udah bertransformasi diri toh? Sebenernya itu kecenderungannya lebih ke adaptif sih menurutku. Krn identitas ex/introvert pasti masih ada sbg sesuatu yg kubilang udah mendarah daging. Gutlak juga untuk blogmu, ya! :D

      Hapus
  6. Sebenarnya saat kita memilih jadi kutu buku atau penulis serius, itu berarti kita siap jadi Introvert :)

    mikeirarya.wordpress.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kebanyakan penulis lebih banyak diam dan mengamati, menganalisis kemudian menulis :'
      Makasih sudah mampir yaa segera ku kunjungi

      Hapus
  7. introvert itu keren lagi. talk less do more. kadang introvert itu kelihatan lebih cool dari pada yang talk more do less.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha bener juga, akhirnya punya sedikit sisi keren nih :)
      Bener! Gak no action talk only yeaa semoga

      Hapus
  8. Yosh, karena wasting time banget njelasin hal yang nggak penting ke orang lain, keep on workin'! and kep shining! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat! Let success be our noise yaa. Thank you :3

      Hapus
  9. Aku introvert, kadang di bilang anti sosial karna punya sifat suka menyendiri & pendiam Hahah, tapi yaudahlah. Semoga para judger bisa lebih bijak lagi dalam menilai orang setelah membaca ini yak :'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Introvert tuh nggak ansos kok, hanya selective social. Persepsi org memang variatif yaa mbak. Aamiin semoga deh :))

      Hapus
  10. hhmm, sebenernya gua gak begitu paham sama jenis-jenis kepribadian seseorang kaya gini. kalo introvert itu identik sama orang pendiem berarti gua kebalikan dari itu, tapi gua bukan termasuk orang yang terbuka juga. auah gimana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha makasih mbak udah berpendapat, Susah jg sih buat mengklasifikasikan kepribadian secara tiba2. Tp menurutku seiring dgn berjalannya waktu kita pasti paham kok diri kita tergolongkan ke tipe yg mana(?)

      Hapus
  11. Itu stereotype yang disematkan ke para Introvert, kadang orang-orang tidak mau mencari tau dan memahami Introvert itu apa, pokoknya kalo ada anak pendiam pasti cupu, gak punya mimpi, gak punya masa depan. Makanya tugas kita para introvert ya memberi tahu mereka-mereka ini bahwa Introvert is normal. :D

    BalasHapus
  12. Aku udah baca artikel ini kurang lbh 4x lho teh mina yg mirip maudy ayunda ehehehe. Orang introvert itu kadang suka diremehin, bete sih tpi jalanin aja toh ini hidup kita, banyak juga yg ngeledek, misal temen bilang "dasar aneh,kemana mana sendiri" sakit sih, mungkin kbnyakan temen ekstrovert tapi aku nyaman jdi introvert haha hidup introvert. Maaf curhat teh:D

    BalasHapus

Posting Komentar

Yuk kita diskusi lewat komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Harian Seorang Biasa

Sumedang, 24 Februari 2016 Siang ini jadi basah karena habis diguyur hujan, genangannya dimana-mana, mencipratkan jejak-jejak tanah yang terbawa tidak sengaja. Setelah berminggu-minggu menghilang, walaupun sebenarnya tetap ada. Aku merasa perlu untuk kembali dan berkomitmen memenuhi hasratku pada menulis. Terinspirasi oleh Bung Fiersa Besari yang baru saja ku ‘kenali’ lewat akun instagramnya beberapa hari yang lalu. Dimana Ia gemar untuk membagi cerita tentang kesehariannya yang mengalir bagai air, yang damai, yang apa adanya dan yang dinikmati itu dalam bentuk tulisan sederhana atau biasa Ia sebut jurnal. Sungguh, itu membikin aku iri! Maka terlahirlah tulisan ini. Yang cenderung akan ada keluh kesah didalamnya, ada juga opini pribadi yang harus dimaklumi jika memang akan selalu didapati kesalahan didalamnya. Sebuah catatan harian yang biasa-biasa saja—yang dari ini kuharap aku akan mampu membuatku mengenali diri dan perjalanan hidupku dari hari ke hari. Namun jika ada pe

Monday Inspiring #1 : Serunya Komunitas Galeri Jalanan di Kota Tasikmalaya

Selamat hari Senin, semoga engkau tidak membencinya seperti yang lain! J Meme Anti Hari Senin yang Banyak Beredar Kita paham betul kalau banyak orang yang terprovokasi untuk ikut-ikutan kampanye ANTI HARI SENIN secara langsung atau tidak langsung, buktinya dengan peredaran jargon ataupun meme yang mengidentikan hari Senin/ Monday sebagai Monster Day dan blablabla lainnya di sosial media yang menurutku pribadi seolah menstimulasi dan membentuk opini publik untuk merasa benci bahkan bermalas-malasan dalam menjalani hari Senin. Kalau dibiarkan begitu saja, takutnya kampanye anti hari Senin ini akan berlarut-larut dan membentuk kepribadian bangsa ini—generasi muda khususnya. Entahlah mungkin terdengar berlebihan dan terkesan membesar-besarkan masalah, tetapi tanpa bermaksud menyinggung pihak manapun aku merasa perlu untuk memerangi hal semacam ini dengan melakukan gerakan perlawanan. Nah, atas dasar kekhawatiran itu aku terinspirasi untuk membentuk satu gerakan yang kuberi tajuk Mo